Tipologi Bangunan Residential China : Hakka Walled Village
Bahasa Hakka (secara harafiah berarti “bahasa keluarga
tamu”) atau di Indonesia umumnya dipanggil Khek adalah bahasa yang dituturkan
oleh orang Hakka yang merupakan suku Han yang tersebar di kawasan pegunungan
provinsi Guangdong, Fujian dan Guangxi di Tiongkok. Masing-masing daerah ini
juga memiliki khas dialek Hakka yang agak berbeda tergantung provinsi dan juga
bagian gunung sebelah mana mereka tinggal.
Penutur bahasa Hakka di Indonesia banyak terdapat di Aceh,
Bangka-Belitung, Jawa, serta Kalimantan Barat. Paling khas untuk yang bermukim
di Jawa dalam abad 20, banyak yang menjalankan perdagangan terutama barang
kelontong. Pembuatan sepatu banyak dimulai oleh mereka, dari Jakarta kemudian
diteruskan ke daerah Bandung.
Suku Hakka ( khek) yang berada di Asia Tenggara, termasuk
Indonesia, merupakan salah satu cabang suku Han yang memiliki ciri khas dan
penyebaran serta pengaruh paling luas di seluruh dunia. Di Cina sendiri, orang
Hakka menyebar sampai ke provinsi-provinsi lebih jauh seperti Provinsi Sichuan,
Chongqing dan Guangxi. Sedangkan diseluruh dunia, boleh dikatakan hampir
dimerata tempat dapat ditemukan jejak orang Hakka.
Mulai pada masa pemerintahan Dinasti Song, penduduk di pusat
Cina (utara) mulai melakukan transmigrasi secara besar-besaran ke daerah
selatan. Mulai dari daerah Gàn Selatan, Mǐn Barat sampai Méizhōu, akhirnya
membentuk suatu kelompok suku tersendiri, suku Kèjiā (secara harafiah berarti
keluarga tamu). Kemudian orang Kèjiā (Hakka) memakai Méizhōu sebagai pusat,
mulai menyebar lagi keseluruh wilayah Cina lainnya.
Daerah asal orang Hakka secara garis besar dapat dibagi
menjadi empat daerah utama, yakni: Méizhōu, Gànzhōu, Tīngzhōu dan Hùizhōu.
Sedangkan daerah Shíbì yang berbatasan dengan Provinsi Jiangxi, di Kabupaten
Nínghuà, Provinsi Fujian merupakan daerah pusat pembentukan orang Hakka, dan
mendapat julukan sebagai Tanah Leluhur Orang Hakka.
Méizhōu berada di daerah Timur Laut Provinsi Guangdong,
timur berbatasan dengan Provinsi Fújiàn, selatan berbatasan dengan Cháozhōu,
Jiēyáng dan Shànwěi di Provinsi Guǎngdōng. Méizhōu juga dinobatkan sebagai
ibukota orang Hakka. Gànzhou biasa disebut dengan singkatan sebagai Qian.
Gànzhōu berada dalam wilayah Provinsi Jiāngxī, dan merupakan pintu utama masuk
ke Provinsi Jiāngxī dari tenggara. Selain itu Gànzhōu juga diapit oleh Provinsi
Fújiàn, Guǎngdōng dan Hunan.
Daerah Tīngzhōu, atau lebih umum seharusnya disebut daerah
Mǐnxī, merupakan daerah pemukiman orang Hakka di bagian barat dari Provinsi
Fújiàn mencakup daerah seperti Tīngzhōu, Chángtīng, Liánchéng, Wǔpíng,
Shàngháng, Yǒngdìng, Nínghuà, Qīngliú dan Míngxī. Selain itu, di Méizhōu yang
mayoritas orang Guǎngfǔ (Konghu) juga terdapat banyak orang Hakka.
Orang Hakka mengunakan bahasa mereka sendiri yang disebut
sebagai bahasa Ke atau bahasa Hakka. Bahasa Hakka merupakan salah satu dari
tujuh bahasa daerah utama dalam bahasa suku Cina.
Tempat tinggal orang Hakka sangat unik, yang dikenal dengan
sebutan Tǔlóu (rumah tanah). Tǔlóu ini terdiri dari berbagai jenis bentuk, ada
yang berbentuk bulat, persegi empat, bentuk U, setengah bulat, bentuk segi
delapan seperti bentuk bagua dan sebagainya.
Permukiman asli orang Hakka di daratan Tiongkok
Kaum Hakka adalah satu kelompok etnis yang unik, bahkan di
China sendiri. Orang Hakka juga disebut juga dengan sebutan orang Khek, orang
Khe Cia, dan nama lain, tergantung pengucapan dengan dialek yang mana. Cara
pengucapan Hakka sendiri untuk dirinya adalah orang Hakka (Hak = tamu/pendatang;
Ka = keluarga). Jadi secara harafiah, arti Hakka adalah ‘kaum pendatang’.
Walaupun masih termasuk kelompok etnis Han, orang Hakka dianggap kaum perantau
dalam China sendiri, karena itu dinamakan Hakka. Mereka yang dianggap ‘pribumi’
dalam satu tempat dinamakan kaum Punti (Pen-ti-ren = orang lokal).
Karena dianggap kaum pendatang, di China sendiri mereka
harus berhati-hati, dan sering kali ada friksi dengan kaum Punti. Dan banyak
dari mereka ada pada posisi yang tidak menguntungkan. Kalau orang local
berdomisili di daerah pusat-pusat perdagangan, di kota-kota pelabuhan utama,
seperti orang Hokkian, Canton, atau Teochew, orang Hakka masuk ke pedalaman, di
daerah berbukit, dimana mereka kurang lebih terisolasi. Rumah-rumah clan Hakka
bentuknya seperti benteng pertahanan dibangun di daerah perbukitan. Bentuk
rumah itu mencerminkan perasaan tidak aman pada clan tersebut. Secara ekonomis,
orang Hakka juga kurang beruntung dibanding dengan kaum Punti.
Tetapi orang Hakka terkenal keuletannya. Kalau orang
tionghoa terkenal ulet, maka keuletan orang Hakka itu double-tionghoa.
Ditempat-tempat perbukitan dimana daerah miring sukar untuk dikultivasi, orang
Hakka bisa mengubah tempat yang tidak layak tanam menjadi tanah produktif.
Mereka tahan banting, berusaha lebih keras dari penduduk local untuk
mengimbangi posisi sosial mereka yang underdog.
Kondisi demikian menjadikan orang Hakka lebih
independent-minded (berpikiran bebas), lebih mudah melepaskan diri dari tradisi
dan menangkap idea baru untuk hidup. Tidak heran, orang Hakka adalah termasuk
orang tionghoa yang cepat mengadopsi ide-ide Barat dibanding dengan yang lain
dan mengkombinasikannya dengan budaya Hakka. Dan tekanan kepahitan hidup yang
mereka rasakan menjadikan mereka lebih mudah menjadi kaum revolusioner, lebih
progresif, dan lebih berani maju untuk menuntut pembaharuan, dan banyak
pelopor-pelopor pembaharuan yang berasal dari Hakka. Fleksibilitas orang Hakka
dalam menyerap ide-ide baru, tidak bersikeras untuk mempertahankan tradisi lama
yang menghambat, menjadikan Hakka sebagai etnis yang unik dalam sejarah China
modern.
Bukan kebetulan, kalau pemberontakan terbesar di China pada
abad ke-19 yang melibatkan puluhan juta manusia, dan termasuk pemberontakan
paling berdarah dalam sejarah kemanusiaan, dimotori oleh orang Hakka.
Pemberontakan Taiping dengan pemimpinnya Hong Xiuquan hampir meruntuhkan
Dinasti Qing. Sejarah Dunia terlalu kecil memberi perhatian pada Pemberontakan
Taiping, yang sebenarnya jauh lebih besar daripada banyak
pemberontakan-pemberontakan di Eropa. Dengan ditumpasnya pemberontakan Taiping
dengan susah payah oleh pasukan Qing, menambah tekanan terhadap orang-orang
Hakka tersebut.
Dalam kurun waktu yang tak begitu berbeda, pada paruh kedua
Abad-19, terjadi lagi Perang Etnis yang paling berdarah di China, terjadi di
Canton. Friksi antara orang Hakka dengan orang-orang local di propinsi itu
memuncak dengan kekerasan berdarah selama bertahun-tahun, yang menyebabkan
banyak orang Hakka terusir keluar dari daerah gejolak, dan berimigrasi ke
seluruh dunia.
Pendapat lain yang mencoba menerangkan sikap revolusioner
orang-orang Hakka ini adalah bahwa orang Hakka sebagai suku pendatang, tidak
mempunyai akar di suatu daerah sekuat kaum Punti, dan tradisi kaum Hakka tidak
sekonservatif tradisi kaum Punti. Ketika wanita-wanita elite dan kaya di China
dulu mengecilkan kaki, orang Hakka tidak melakukannya karena mereka harus
bekerja. Karena itu wanita Hakka sering disebut “wanita berkaki besar”, padahal
sebenarnya kaum petani Punti juga banyak yang tidak membalut kaki dan berkaki
besar juga. Mungkin streotype itu terjadi karena wanita Hakka banyak yang lebih
berpikiran independen dan tidak terlalu tergantung dengan kaum lelaki,
dibanding dengan wanita-wanita Punti.
Dari kelompok orang-orang terdesak ini, lahir
pemimpin-pemimpin besar China modern. Dr. Sun Yat Sen, the Bapak Republik
memulai deretan pemimpin-pemimpin besar China asal Hakka. Kemudian Keluarga
Soong, yang sering disebut sebagai ‘dinasti keluarga’ terakhir dari China
(seperti ‘dinasti’ Kennedy Amerika). Dari jajaran pemimpin komunis China, kita
dapatkan Zhang Guotao, salah satu pendiri dan pimpinan Partai Komunis; Zhu De,
pendiri Tentara Pembebasan Rakyat; Deng Xiaoping, pemimpin China yang membawa
arus pemikiran pragmatis ke dalam ideologi komunis. Daftar pimpinan di China
bisa berlanjut panjang, termasuk reformis Hu Yaobang, Sekretaris Jendral Partai
yang tersingkir sesudah Peristiwa Tiananmen. Mao Zedong sendiri, dikabarkan sebagai
orang Hakka yang berasal dari propinsi Hunan.
Walaupun etnis tionghoa majoritas di Singapore adalah
Hokkian dan Teochew, lahir darinya kaum Hakka pemimpin Singapore Lee Kuan Yew,
yang berpikiran progresif mendesak masyarakat Singapore keluar dari pemikiran
tradisional ke pemikiran modern, dan tentu juga Lee Hsien Loong, Perdana
Menteri saat ini. Di Taiwan, presiden sesudah turunnya keluarga Chiang, Lee
Teng Hui, adalah orang Hakka; Chen Shui-bian, presiden Taiwan yang beroposisi
dengan China daratan, juga orang Hakka. Perdana Menteri Thailand, Thaksin
Shinawatra, orang Hakka dari propinsi Chiang Mai di Thailand Utara. Gubernur
Jendral Canada yang untuk periode lalu, yang secara formal merupakan wakil
Queen Elizabeth di Canada, Adriane Clarkson, terlahir dari keluarga Hakka
Canada yang terkenal, keluarga Poy.
Untuk Hakka dari Indonesia, mungkin kita bisa lahirkan deret
panjang. Termasuk sesuatu yang sebenarnya dilupakan sejarah, tetapi menurut
saya tidak boleh dilupakan. Di Kalimantan Barat, sebelum Belanda mampu
menanamkan kekuasaan kolonial disana, berdiri satu state independen dengan
bentuk mirip Republik, yaitu Lan-fang (sering disebut Republic of Lan-fang).
Sistem pemerintahan Lan-fang dibentuk dan dikoordinir oleh pekerja tambang dari
Hakka.
Dalam sejarah Indonesia, ada banyak orang tionghoa yang naik
posisi karena hubungan dengan pemerintah kolonial Belanda. Mereka dijadikan
kapiten orang tionghoa. Di antara para kapiten itu, ada satu kapiten yang ikut
berperan dalam proses modernisasi di China. Dia adalah kapiten dari Deli,
Sumatera Utara, yang bernama Chang Yunan, seorang Hakka asal distrik Mei dekat
Swatow. Salah satu issue modernisasi di China adalah pembentukan jalan kereta
api. Pada awalnya hal itu ditentang oleh para konservatif yang selalu menentang
apapun yang dianggap datang dari Barat dan baru. Pernah dibangun proyek kecil,
lalu dibongkar. Kekalahan Dinasti Qing dari negara-negara Eropa dan Jepang,
sedikit banyak disebabkan oleh masalah transportasi dan logistik yang parah.
Sejak itu kereta api menjadi simbol desakan modernisasi di China. Tetapi ada
masalah, dari mana biaya pembangunan jalan kereta api? Itu adalah proyek
pembangunan besar. Chang Yunan dari Deli itu, adalah tionghoa perantau yang
pertama melakukan investasi dalam jumlah besar untuk membangun jalan kereta api
di distrik Teochew di Canton. Kenapa harus di Teochew? Karena dia orang Hakka
yang berasal dari Meixian, dan saluran keluar orang Meixian ke pelabuhan besar
adalah lewat Swatow, daerah Teochew. Jadi jalan kereta api itu akan membawa
keuntungan besar pada orang Meixian. Investasi itu merupakan pendorong besar
modernisasi sarana transportasi di China.
Satu dari tipe-tipe Bangunan Bumi Hakka yang populer adalah
Bangunan Bumi Bundar. Bangunan tipe ini berbentuk bundar dan terbagai menjadi
tiga kelas, kecil, sedang dan besar. Yang kecil biasanya 2 – 3 tingkat dengan
sebuah lingkaran kecil. Permukiman medium biasanya 3 – 4 tingkat dengan ruang
dalam terbuka yang lebih besar (satu cincin) atau dobel cincin. Bangunan bundar
yang besar biasanya 4 – 5 tingkat terdiri sebanyak tiga cincin. Yang sangat
kecil memiliki 12 – 18 ruang, yang kecil memiliki 21 – 28 ruang, yang berukuran
sedang memiliki 30 – 40 ruang, yang besar memiliki 42 – 58 ruang, dan bangunan
melingkar yang sangat besar memiliki 60 – 72 ruang.
Dua pertiga bangunan bundar adalah setinggi 3 tingkat dan
perkiraan kasar berisi sekitar 20 keluarga atau 100 orang. Bangunan bumi yang
bundar adalah sebuah permukiman “Berorientasi-grup” biasanya dengan satu pintu
utama. Temboknya biasanya setebal 1 meter. Pintu masuk utama dilapisi dengan
lapisan besi dan dikunci dengan dua balok kayu horizontal. Batang-batang kayu
ditarik masuk ke dinding untuk membuka pintu. Jika batang-batang kayu
digergaji, mekanisme penguncian masih kuat.
Dibagian dalam pintu masuk, terdapat halaman tengah yang
luas dimana semua pintu-pintu dari ruang-ruang dan jendela bagian dalam
terbuka. Pada bagian dasar kecuali aula dan tangga rumah, ruang-ruang digunakan
sebagai dapur dan ruang-ruang makan. Ruang-ruang di tingkat dua digunakan
sebagai tempat penyimpanan. Ruang-ruang di tingkat tiga digunakan sebagai kamar
tidur. Ruang-ruang di setiap tingkat identik. Di depan setiap ruang, terdapat
sebuah gang melingkar terbuka dan biasanya terdapat 4 tangga untuk pindah dari
satu tingkat ke tingkat lainnya.
Jadi setiap kelurga menempati sebuah unit vertikal dengan
bagian tingkat bawah sebagai dapur, tingkat dua sebagai tempat penyimpanan dan
lainnya dan tingkat tiga digunakan sebagai kamar tidur. Kadang-kadang tidak ada
gang kecil melingkar. Sebagai gantinya, setiap keluarga memiliki tangga pribadi
masing-masing.
Ruang khas berukuran sekitar 10 – 13 meter persegi. Bangunan
bumi bundar yang lebih besar memiliki ruang sekitar 15 meter persegi. Jendela
kearah luar cendering kecil, dengan ukuran jendela tembok luar lebih kecil dan
ukuran jendela pada dinding dalam lebih besar memungkinkan pandangan yang lebih
lebar dari bagian dalam. Sangat sulit bagi orang luar untuk masuk kedalam
melalui jendela. Biasanya tidak terdapat jendela pada bagian dasar.
Kalau ukuran bangunan bundar cukup besar, disana terdapat
cincin bagian dalam, dimana seperti bangunan bundar didalam bangunan bundar.
Untuk bangunan-bangunan yang dibangun pada abad kelima-belas, mereka memiliki
fitur pertahanan yang lain yang dapat menyerang balik. Dikatakan sepanjang
dinasti Ming saat para bajak laut dari jepang menyerang daerah-daerah pesisir
pantai, mereka selalu meniggalkan area bangunan-bangunan Bumi Hakka sendirian.
Sumber :
http://tonywijaya.blog.binusian.org/2009/03/24
http://web.budaya-tionghoa.net/index
Sumber :
http://tonywijaya.blog.binusian.org/2009/03/24
http://web.budaya-tionghoa.net/index
How to play Baccarat - The worrione
BalasHapusBeginner's Guide to Baccarat: The Beginner's Guide to หาเงินออนไลน์ Playing Baccarat. The Beginner's Guide to Playing 바카라 Baccarat. The Beginner's 바카라 Guide to Playing Baccarat.