Music Facility dan Analisa Bangunan Alice Tully Hall
Dalam mendesain sebuah gedung
pertunjukan, seorang arsitek dihadapkan pada banyak masalah yang luas dan
kompleks. Masalah-malah yang harus diperhatikan adalah fungsi interior,
akustik, sightline, layout, kapasitas tempat duduk, access point, ukuran dan
tipe pertunjukan (MacGowan, 2004). Secara kapasitas gedung pementasan seni
pertunjukan dibagi menjadi empat jenis :
1.
Sangat besar (1500 kursi atau lebih)
2.
Besar (900-1500 kursi)
3.
Medium (500-900 kursi)
4.
Kecil (dibawah 500 kursi)
Secara umum gedung pertunjukan
ataupun gedung dengan music facility harus mempunyai bereberapa ruangan wajib
yakni:
A. Area Lobby
Salah satu ruangan paling penting
dari public space dalam sebuah gedung pertunjukan atau ruang utama, yang harus
diatur supaya dapat dengan mudah di akses dari luar. Ruangan atraktif, penuh
antisipasi dan hiburan, harus dapat membantu penonton untuk menikmati suasana
dari pertunjukan yang akan ditampilkan di panggung nantinya.
B. Area Penonton
Sudut pandang penglihatan
penonton terhadap area panggung adalah hal yang sangat penting untuk
diperhatikan supaya penonton dapat melihat keseluruhan area panggung secara
jelas tanpa ada gangguan. Pada gambar memperlihatkan derajat 135 adalah derajat
paling baik untuk para actor melakukan akting bila berada di atas panggung.
C. Dimensi Ruang
Dalam pengaturan terhadap tempat duduk di
auditorium, tidak boleh ada tempat duduk yang lebih dari 20 meter dari depan
stage bila menginginkan pertunjukan dapat dilihat dan didengar dengan jelas.
Diperlukan pemilihan tipe seat sebelum dimensi akhir ditentukan.
D. Seating and Performance
Semua gedung pertunjukan memberikan tempat
dimana para penonton menikmati tontonan yang disajikan.Antara pemain dan
penonton biasanya dipisahkan oleh lengkung procenium kosong yang biasanya
dipergunakan untuk keperluan teknis.
E. Gangways
Celah antara kursi dengan kursi lainnya
agar sirkulasi pengunjung berjalan dengan baik, dengan lebar minimal 1100 mm.
F. Area Panggung
Stage merupakan bagian terpenting dari
sebuah gedung pertunjukan, yaitu tempat di mana para artis (performer) akan
tampil untuk mempertunjukan acting dan keahliannya. Tidak ada ukuran secara
pasti untuk stage yang benar. Namun stage biasanya berukuran antara 9-12 meter
dengan kedalaman yang lebih panjang dan lebarnya kira-kira 10-14 meter.
G. Layar Backdrop
Ada dua macam
cara penyimpanan layar backdrop, yaitu :
a.
Menggulung layar backdrop, Cara ini dilakukan dengan
menggulung layar backdrop ke atas stage. Dengan sistem ini ada kemungkinan
bahwa layar backdrop dapat terlihat sehingga mudah rusak.
b.
Menarik layar backdrop ke atas stage, Cara ini
dilakukan dengan gris elektrik yang biasa ke atas tanpa menggulung layar
backdrop, sehingga dibutuhkan ketinggian plafond minimum dua kali lebih tinggi
daripada proscenium supaya layar backdrop tidak terlihat oleh penonton. Cara
ini efektif untuk mencegah agar layar backdrop tidak terlipat dan terhindar
dari kerusakan.
H. Area Service
·
Control Rooms
Stage
manager biasnya berada di samping stage, dengan meja control untuk
berkomunikasi dengan seluruh bagian ruangan concert hall. Ruang kontrol cahaya
harus mempunyai jendela yang cukup besar untuk memberikan pandangan yang jelas dan
tak terhalang stage, bahkan ketika performance berdiri. Biasanya ukuran ruangan
bergantung pada perlengkapan yang dipilih, tapi normalnya berukuran 3 meter X
2,4 meter. Ruang kontrol suara mempunyai kebutuhan yang sama dengan ruang
kontrol cahaya, namun keduanya perlu dipisahkan.pintu dan jendela yang
terhubung dapat menyediakan komunikasi diantera kedua operasi. Akses kedua
ruangan sebaiknya berada di luar auditorium dan lebih baik jika jauh dari
publik sirkulasi.
·
Ticket Box
Tiket box harus nyaman untuk penjual tiket
dapat menjual ke publik. Ruangan yang diperlukan kurang lebih lima meter
persegi untuk tiap penjual ticket.
I. Performance Area
Akomodasi khusus
diperlukan untuk pihak performance dan para performer. Ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan, yaitu :
·
Ruang kontrol cahaya dan suara berada di
belakang auditorium diatas kepala performance.
·
Ruang dimmer sebaiknya diletakkan jauh dari
stage dan harus dijaga suara yang dihasilkan agar jangan sampai ke performance.
·
Ruang elektrik (penyimpan) dan barang-barang
pertunjukan harus sedekat mungkin dengan stage.
·
Ruang manager pertunjukan harus langsung
berhubungan dengan stage.
·
Scenery dock harus ditempatkan pada stage level
dan harus dapat diakses langsung dari stage dan loading door. Dalam hal ini,
scenery sebesar apapun harus dapat masuk lewat pintu ke dalam scenery dock.
·
Ruang rehearsal idealnya harus berukuran sama
dengan stage dan harus dapat di akses dari scenery dock.
·
Beberapa kontrol untuk stage door diperlukan
agar orang-orang yang tidak berkepentingan tidak dapat masuk ke dalam. Ruang
ini harus dijaga oleh pekerja full time.
ALICE
TULLY HALL
SEJARAH
Sebelum
Alice Tully Hall dikonstruksi, kebanyakan pertunjukan musik di New York
diadakan di The Town Hall, West 34rd
Street,yang dibangun pada 1921. Penemu Lincoln Center berharap memiliki
sebuah ruang aula musik di sana. Sebelum
pembangunan di Loncoln Center dimulai, para arsitek berencana menempatkan
sebuah ruang aula musik di basement
Philharmonic Hall (dulunya bernama Avery Fisher Hall). Kemudian, ketika
Juilliard School membutuhkan sebuah aula pementasan yang ukurannya sama seperti
sebuah ruang aula musik, Lincoln Center memutuskan untuk membangunnya di gedung
sekolah Juilliard.
Konstruksi di gedung Juilliard
dibangun pada 1965. Biaya pembangunan aula musik diperkirakan mencapai 4.2 juta
dollar, yang mana telah dikover oleh donasi dari Alice Tully, seorang patron
ruang musik New York dan mantan penyanyi.
Tully Hall didesain oleh arsitek bernama
Pietro Belluschi dan asosiasi arsitek Eduardo Catalano dan Helge Westermann.
Seorang ahli akustik tersohor, Heinrich Keilholz mendesain akustik aula
tersebut. Alice Tully memegang peranan penting dalam desain hall. “Tully sangat
teliti dalam memilih warna dan apa yang dia ingin tambahkan di hall tersebut
yang mencerminkan namanya.” Kata Patrick McGrinnis, mantan operasi direktur dan
manager Alice Tully Hall pada interview tahun 1992. Tully juga meminta agar di
sana banyak spasi luas di antara bangku-bangku penonton, berharap para pengunjung
yang memiliki tinggi berbeda akan bisa nyaman.
Tully Hall dibuka pada 11 September
1969. Pada malam pembukaannya menampilkan konser pertama dari Lincoln Center
Chamber Music Society terbaru. The New
York Times memuji interior yang elegan dari warna kayu, lavender pada
karpet dan raspberry pada kursi.
Sejak pembukaan, Tully Hall telah melayani beberapa
even, termasuk Mostly Mozasrt, Great
Performers, the New York Festival dan Jazz
at Lincoln Center. Pada 1975, sebuah pipa organ berukuran besar dipasang.
ARCHITECT
Alice
Tully Hall didesain sebagai bagian dari gedung Juilliard School oleh Pietro
Belluschi. Belluschi menjadi bagian dari projek Lincoln Center pada Oktober
1956, ketika dia berpartisipasi di dua minggu konferensi persahabatan untuk
mendiskusikan rencana tempat tersebut. Presiden Juilliard School berkonsultasi
denngan Belluschi tentang arsitek mana yang akan dipilih untuk menyelesaikan
projek tersebut, dan ketika Belluschi memberikan masukan tentang daftar para
arsitek yang mungkin bisa dipertimbangkan, beliau malah yang dipilij menjadi
arsiteknya. Belluschi bergabung bersama Eduardo Catalano dan Helge Westemann.
Projek
tersebut sempat tesendat, karena kendala finalsite
dan biaya, namun dimulai kemali pada 1963. Lelah dengan masalah pembatasan
biaya dan perubahan program, Belluschi dan Catalano dengan susah payah
menghasilkan rencana baru ketika projek erjalan kembali. Belluschi bermain
lebih di peran publik, berkomunikasi dengan Juilliard dan dengan donatur.
Beliau juga sangat berperan dalam mendesain lahan seperti Hall lobi
ANALISIS RUANG
Sebagian
besar interior bangunan sangat sederhana, dengan dinding sering meninggalkan
agregat beton telanjang dengan dinding-dinding ke karpet di lantai di beberapa
daerah. Tully Hall dirancang dengan reng kayu dengan peredam belakang, dan
karpet berwarna lavender.
Pada
awalnya, Tully Hall dirancangkhusus untuk pertunjukan piano dan sebagai ruang
pertunjukan musik, namuan karena kursi pada tiga baris pertama dapat diganti
dengantambahan panggung, maka Hall ini juga mengakomodasi orkestra
kecil. Tully Hall terletak berjarak 22 kaki (6,7 m) dari terowongan kereta
bawah tanah di bawah Broadway, sehingga memerlukan penyisipan satu inci
bantalan asbes gabus berlapis antara ruangan penting Hall dan batuan dasar,
serta isolasi dinding teater dari kolom struktural.Peredam suara pada Tully
Hall dipuji sebagai salah satu yang terbaik dari setiap gedung pertunjukan di
Lincoln Center. Setelah renovasi, lobi Tully Hall dua
kali lipat dari 5157 ke 9468 kaki persegi, didukung oleh dinding berwarna merah
darah dari kayu muirapiranga. lantai lobi ini terbuat dari kapur ataija
azul Portugis.Bagian ketinggiantimur dan selatan diselimuti dengan sistem
mullion dinding kabel satu arah, memungkinkan untuk transparansi secara
maksimum.
Lorong-lorong
sempit mengarah ke pintu masuk sisi ruang konser. Dinding lorong dilapisi
dengan felt abu-abu gelap dan lantai ditutupi dengan karpet industri
abu-abu. Elisabeth Diller ini menyebut "ruangyang kekurangansensorik
",yang berarti untuk meningkatkan kesan dramatis ketika masuk ke
auditorium.Kulit baru teater ini hampir seluruhnya terdiridari resin ramah
lingkungan yang transparan dan panel kayu Moabi Afrika yang dikembangkan dengan
kaca 3 form (
dengan ketebalan antara 1 dan 1,5 inci).Estetika, akustik, dan pencahayaan
semua dimasukkan ke dalam panel untuk menghapus kekacauan visual dan
menciptakan ruangyang lebih mengundang. Saat ini panggung dapat dikonfigurasi
dalam tiga cara yang berbeda, seperti baris depan yg mampu meluncur ke bawah.
Bangunan aula konser dan rumah
opera tidak melulu tentang tampilan eksteriornya. 'Musicians
Hear Heaven in Tully Hall’s New Sound', headline New York Times tertulis
pada 2009, saat komunitas musik memuji akustik dari desain terbaru Alice Tully
Hall, ruang konser musik Juilliard School, yang aslinya selesai pada 1969 oleh
arsitek Pietro Belluschi. Perintah
pengerjaan ulang vanue, saat mengembangkan sekolah musik itu sendiri, praktisi
tersohor Diller Scorfidio + Renfro menunjukan bagian dari ringkasan laporan
yang menyebutkan untuk merubah aula
tersebut menjadi sebuah gedung premier musik, dengan menciptakan bagian
konstruksi ‘box-in-box’ yang menjaga
agar area utama hall terlindungi dari suara bising di luar gedung (dan getaran
dari subway). Tampilan baru dari fasad di bagian jalan, menggantikan fasad yang
lama yang tak tembus cahaya, sekarang struktur dalamnya bisa terlihat dari
luar.
Konstruksi ‘box-in-box’
menlindungi area utama dari kebisingan di luar gedung. Kayu Afrika Moabi
digunakan untuk garis di sepanjang auditorium, memberikan sebuah set akustik
baru selagi memberikan kesatuan visual yang membantu penonton menikmati
pertujukan.
Sumber :
Komentar
Posting Komentar