Rangkuman Ilmu Budaya Dasar (Bab II, Bab III, Bab IV, Bab V, Bab VI, Bab VII)

BAB II
MANUSIA DAN KEBUDAYAAN

A.      Manusia
Manusia di alam dunia ini memegang peranan yang unik, dan dapat di pandang dari berbagai macam segi. Dalam ilmu ekstra manusia dimpandang sebagai kumpulan partikel atom yang membentuk suatu jaringan sistem yang di miliki manusia (ilmu kimia), manusia merupakan mahluk sosial yang tidak dapat berdiri sendiri (sosiologi), mahluk yang selalu ingin mempunyai kekuasaan dan lain-lain. Dari definisi-definisi tersebut kita dapat melihat bahwa manusia selain dapat di pandang dari banyak segi, juga mempunyai banyak kepentingan.
Ada dua pandangan yang akan kita jadikan acuan  untuk menjelaskan tentang unsur-unsur yang membangun manusia.
1.      Manusia itu sendiri dari empat unsur yang saling terkait, yaitu :
a.      Jasad, yaitu : badan kasar manuasia yang dapat di raba dan menempati
                  ruang dan waktu
b.      Hayat, yaitu : mengandung unsur hidup, yang di tandai dengan gerak.
c.       Ruh yaitu : bimbingan dan pimpinan dari tuhan, daya yang bekerja secara spiritual dan memahami kebenaran.
d.      Nafas, dalam pengertian diri atau keakuan, yaitu kesadaran tentang diri
sendiri
2.      Manusia sebagai satu kepribadian mengandung tiga unsur yaitu :
a.      Id, merupakan struktur kepribadian yang paling primitive dan paling tidak Nampak. Id merupakan libido murni, atau energy psikis yang menunjukan ciri alami yang irrasional dan terkait dengan sex.
b.      Ego, merupakan bagian atau struktur kepribadian yang pertama kali di bedakan dari Id, sering kali di sebut sebagai kepribadian “eksekutif” karena perannya dalam menghubungkan energy Id ke dalam saluran sosial yang dapat di mengerti oleh orang lain.
c.       Superego,  merupakan struktur kepribadian yang paling akhir, muncul kira-kira pada usia lima tahun. Di bandingkan dengan Id dan ego, yang berkembang secara internal dalam individu,superego terbentuk dari lingkungan eksternal. Kode moral positif di sebut ego ideal, suatu perwakilan dari tingkah laku yang tepat bagi individu untuk di lakukan.
Dari uraian di atas dapat mengkaji aspek tindakan manusia dengan analisa hubungan antara tindakan dan unsur-unsur manusia.Seringkali, misalnya orang yang senang terhadap penyimpangan terhadap nilai-nilai masyarakat dapat di identifikasikan bahwa orang tersebut lebih di kendalikan oleh Id di banding super Egonya, atau seringkali ada kelainan yang terjadi pada manusia.
B.      Hakekat Manusia
a.      Mahluk ciptaan Tuhan yang terdiri dari tubuh dan jiwa sebagai salah satu kesatuan yang utuh.
Tubuh adalah materi yang dapat dilihat,di raba,di rasa, wujudnya kongrit tetapi tidak abadi.Jika manusia meninggal, tubuhnya hancur dan lenyap. Jiwa terdapat di dalam tubuh tidak dapat dilihat,tidak dapat di raba, sifatnya abstrak tetapi abadi.jika manusia meninggal jiwa lepas dari tubuh dan kembali ke asalnya yaitu Tuhan.
b.      Mahluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna, jika di bandingkan dengan mahluk lainnya.
Kesempurnaan terletak pada adab dan budayanya, karena manusia di lengkapi oleh penciptanya dengan akal,perasaan, dan kehendak yang terdapat di dalam jiwa manusia. Dengan akal (ratio) manusia mampu menciptakan ilmu pengetahuan dan teknologi. Daya rasa (perasaan) dalam diri manusia itu ada dua macam, yaitu perasaan inderawi dan perasaan rohani. Perasaan indrawi adalah rangsangan jasmani melalui pancaindra, tingkatnya rendah dan terdapat di manusia ataupun binatang, perasaan rohani adalah perasaan luhur yang hanya terdapat pada manusia misalnya :
1.      Perasaan intelektual, yaitu petasaan yang berkenaan dengan pengetahuan.
2.      Perasaan estetis, yaitu perasaan yang berkenan dengan keindahan.
3.      Perasaan etis, yaitu perasaan yang berkenaan dengan kebaikan.
4.      Perasaan diri, yaitu perasaan yang berkenaan dengan harga diri karena ada kelebihan dari yang lain.
5.      Perasaan sosial, yaitu perasaan yang berkenaan dengan kelompok atau korp atau hidup bermasyarakat, ikut merasakan kehidupan orang lain.
6.      Perasaan religious, yaitu perasaan yang berkenaan dengan agama atau kepercayaan.
Adanya kehendak dari setiap manusia mampu menciptakan perilaku tentang kebaikan    menurut moral.
c.       Mahluk biokultural, yaitu mahluk hayati yang budayawi
Manusia adalah produk dari saling tindak atau interaksi faktor-faktor hayati dan budayawi. Sebagai mahluk budayawi manusia dapat di pelajari dari segi-segi : kemasyarakatan, kekerabatan, psikologi sosial, kesenian, ekonomi, perkakas, bahasa dan sebagainya.
d.      Mahluk ciptaan Tuhan yang terikat dengan lingkungan (ekologi), mempunyai kualitas dan martabat karena kemampuan bekerja dan berkarya Soren Kienkegaard seorang filsuf Denmark pelopor ajaran “eksistensialisme” memandang manusia dalam konteks kehidupan konkrit adalah mahluk alamiah yang terikat dengan lingkungannya (ekologi).
Hidup manusia mempunyai tiga syaraf, yaitu estetis, etis dan religius.
C.      Kepribadian Bangsa Timur
Francis L.K. Hsu, sarjana amerika keturunan Cina yang mengkombinasikan dalam dirinya keahlian di dalam ilmu antropologi, ilmu psikologi, ilmu filsafat dan kesustraan cina klasik. Dalam jiwa manusia sebagai mahluk sosial budaya itu mengandung delapan daerah yang seolah-olah seperti lingkaran konsentrif sekitar diri pribadi.
Nomor 7 dan 6 di sebut daerah tak sadar dan sub sadar. Kedua lingkaran itu berada di daerah pedalaman dari dalam jiwa individu.
Nomor 5 disebut kesadaran yang tak dinyatakan (uncxpressed conscious).Lingkran itu terdiri dari pikiran dan gagasan yang di sadari oleh individu.
Nomor 4 disebut kesadaran yang dinyatakan (expressed conscious).Lingkaran ini di dalam alam jiwa manusia mengandung pikiran.
Nomor 3 disebut lingkaran hubungan karib,mengandung konsepsi tentang orang-orang.
Nomor 2 disebut lingkungan hubungan berguna, tidak lagi ditandai oleh sikap sayang dan mesra.
Nomor 1 disebut lingkaran hubungan jauh,terdiri dari pikiran dan sikap alam jiwa manusia tentang manusia,benda-benda,alat-alat pengetahuan dan adat yang ada dalam kebudayaan dan masyarakat sendiri.
Nomor  0 disebut lingkungan dari luar, terdiri dari pikiran-pikiran dan anggapan yang hamper sama dengan pikiran yang terletak dalam lingkungan nomor 1.
            Banyak orang masih sering mempersoalkan perbedaan antara kebudayaan barat dan kebuyaan timur. Orang-orang yang sering mendiskusikan kontras antara kedua konsep tersebut secara popular, biasanya menyangka bahwa kebudayaan Timur lebih mementingkan kehidupan kerohanian, mistik, pikiran preologis, keramatamahan, dan gotong royong. Berikut ini dipaparkan bagan psiko-sosiagram manusia sebagaimana diuraikan di atas menurut Prof.Dr.Koentjaraningrat dalam bukunya yang berjudul kebudayaan, mentalis dan pembangunan.
0.      Dunia luar
1.      Lingkungan hubungan jauh
2.      Lingkungan hubungan berguna
3.      Lingkugan hubungan karib
4.      Kesadaran yang dinyatakan
5.      Kesadaran yang tak di nyatakan
6.      Sunsadar
7.      Taksadar
D.     Pengertian Kebudayaan
Dua orang antropolog termuka yaitu Melville J. Herkovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa Cultural Determinism berarti segala sesuatu yang terdapat di dalam masyarakat di tentukan adanya oleh kebudayaan yang di miliki masyarakat itu. Herkovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang superorganic, karena kebudayaan yang turun menurun dari generasi ke generasi hidup terus.
Kebudayaan jika dikaji dari asal kata bahasa sansekerta berasal dari kata budhayah yang berarti budi atau akal. Dalam bahasa latin, kebudayaan berasal dari kata colere yang berarti mengolah tanah.Seorang antropolog yaitu E.B Tylor (1871) mendefinisikan kebudayaan sebagai berikut :
Kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat dan kemampuan lain serta kebiasaan yang di dapatkan oleh manusia sebagai angotta masyarakat.
-          Selo Sumarjan dan soelaeman Soeardi merumuskan kebudayaan sebagai semua hasil karya, rasa dan cipta masyarakat.
-          Sutan Takdir Alisyahbana mengatakan bahwa kebudayaan adalah manifestasi dari cara berfikir.
-          Koentjaraningrat mengatakan bahwa kebudayaan antara lain berarti keseluruhan gagasan dan karya manusia yang harus diibiasakan dengan belajar beserta keseluruhan dari hasil budi pekertinya.
-          A.L krober dan C.Kluckhon mengatakan bahwa kebudayaan adalah menifestasi atau penjelmaan kerja jiwa manusia dalam arti seluas luasnya.
Sistem nilai dan gagasan utama sebagai hekekat kebudayaan terwujud dalam tiga sistem kebudayaan secara terperinci, yaitu sistem ideology, sistem sosial dan sistem teknologi.

E.      Unsur-Unsur Kebudayaan
Yang di maksud dengan unsur di sini adalah apa saja sesungguhnya kebudayaan itu, sehingga kebudayaan disini lebih mengandung makna totalitas dari pada sekedar penjumlahan unsur-unsur yang terdapat di dalamnya.
Beberapa orang sarjana, telah mencoba merumuskan unsur-unsur pokok kebudayaan misalnya Melville J. Herkovits mengajukan pendapatnya tentang unsur kebudayaan.di katakana bahwa ada empat unsur dalam kebudayaan yaitu alat-alat teknologi, sistem ekonomi, keluarga dan kekuatan politik. Sedangkan Bronislaw Malinowski mengatakan bahwa unsur-unsur itu terdiri dari sistem norma organisasi ekonomi, alat-alat atau lembaga ataupun petugas pendidikan dan organisasi kekuatan.
C.Kluckhohn di dalam karyanya berjudul Universal Categories Of Culture mengemukakan bahwa ada tujuh unsur kebudayaan universal yaitu :
1.      Sistem Religi (sistem kepercayaan).
Merupakan produk manusia sebagai homo religious.
2.      Sistem organisasi kemasyarakatan.Merupakan produk homo socius.
3.      Sistem pengetahuan .Merupakan produk manusia sebagai sapiens.
4.      Sistem mata pencarian hidup dan sistem-sietem ekonomi.Merupakan produk manusia homo economicus menjadikan tingkat kehidupan anusia secara umum terus meningkat.
5.      Sistem Teknologi dan Peralatn, Merupakan produk dari manusia sebagai homo faber.
6.      Bahasa.Merupakan produk dari manusia sebagai homo longuens.
7.      Kesenian. Merupakan hasil dari manusia sebagai homo aesteticus.
F.       Wujud Kebudayaan
Menurut dimensi wujudnya, kebudayaan mempunyai tiga wujud yaitu
1.      Kompleks gagasan, konsep dan pikiran manusia :
Wujud ini di sebut sistem budaya, sifatnya abstrak, tidak dapat di lihat dan berpusat pada kepala-kepala manusia yang menganutnya, atau dengan perkataan lain, dalam alam pikiran warga masyarakat di mana kebudayaan bersangkutan hidup.
2.      Kompleks aktivitas
Berupa aktivitas manusia yang saling berinteraksi, bersifat kongkret, dapat di amati atau diobserfasi. Wujud ini sering disebut sistem sosial, Sistem sosial bersifat kongkret, terjadi di sekeliling kita sehari-hari bisa diobservasi, di foto dan didokumentasi.
3.      Wujud Sebagai benda :
Aktivitas manusia yang saling berinteraksi tidak lepas dari berbagai penggunaan peralatan sebagai hasil karya manusia untuk mencapai tujuannya.
G.     Orientasi Nilai Budaya
Menurut C,Kluckhohn dalam karyanya Variations in Value Orientation (1961) Sistem nilai budaya dalam semua kebudayaan di dunia, secara universal menyangkut lima masalah pokok kehidupan manusia, yaitu :
1.      Hakekat hidup manusia (MH)
Hakekat hidup untuk manusia setiap kebudayaan berbeda secara ekstrem ada yang berusaha untuk memandang hidup,ada pula denga pola kelakuan tertentu yang mengganggap hidup sebagai hal yang baik “mengisi hidup”
2.      Hahekat karya manusia (MK)
Setiap kebudayaan hakekatnya berbeda-beda. Di antaranya ada yang beranggapan bahwa karya bertujuan untuk hidup karya memberikan kedudukan atau kehormatan karya merupakan  gerak hidup untuk menambah karya lagi.
3.      Hakekat waktu manusia (WM)
Hakekat waktu untuk setiap kebudayaan berbeda ada yang berpandangan mementingkan orientasi masa lampau ada pula yang berpandangan untuk masa kini atau masa yang akan datang.
4.      Hakekat alam manusia (MA)
Ada kebudayaan yang menganggap manusia harus mengeksploitasi alam atau memanfaatkan alam semaksimal mungkin.
5.      Hakekat hubungan manusia (MN)
Dalam hal ini ada yang mementingkan hubungan manusia dengan manusia, baik secra  horizontal (sesamanya) maupun secra vertical (orientasi kepada tokoh tokoh) ada pula yang berpandangan individualistis (menilai tinggi kekuatan sendiri).
H.     Perubahan Kebudayaan
Masyarakat dan kebudayaan di manapun selalu dalam keadaan berubah,sekalipun masyarakat dan kebudayaan primitive yang terisolasi dari berbagai hubungan dengan masyarakat lainnya. Tidak ada kebudayaan yang statis, semua kebudayaan mempunyai dinamika dan gerak.
Terjadinya gerak/ perubahan ini di sebabkan oleh beberapa hal :
1.      Sebab-sebab yang berasal dari dalam masyarakat dan kebudayaan sendiri.
2.      Sebab-sebab perubahan lingkungan alam dan fisik tempat mereka hidup.
Perubahan ini, selain karena jumlah penduduk dan komposisinya, juga karena adanya difusi kebudayaan,penemuan-penemuan baru, khususnya teknologi dan inovasi. Perubahan sosial dan perubahan kebudayaan berbeda. Perubahan sosial adalah segala perubahan sosial terjadi perubahan struktur sosial dan pola-pola hubungan sosial.
Sedangkan perubahan kebudayaan atau akulturasi terjadi apabila suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu di hadapkan pada unsur-unsur suatu kebudayaan asing yang berbeda. Proses migrasi besar-besaran, dahulu kala mempermudah berlangsungnya akulturasi tersebut. Beberapa masalah yang menyangkut proses tadi adalah :
a.      Unsur-unsur kebudayaan asing manakah yang mudah diterima
b.      Unsur-unsur kebudayaan asing manakah yang sulit di terima
c.       Individu-individu manakah yang cepat menerima unsur-unsur yang baru
d.      Ketegangan-ketegangan-ketegangan apakah yang timbul sebagai akibat akulturasi tersebut.
1.      Pada umumnya unsur-unsur kebudayaan asing yang mudah diterima adalah :
a.      Unsur kebudayaan kebendaan seperti peralatan yang terutama sangat mudah di pakai dan dirasakan sangat bermanfaat bagi masyarakat yang menerimanya.
b.      Unsur-unsur yang terbukti mambawa manfaat besar.
c.       Unsur-unsur yang dengan mudah di sesuaikan dengan keadaan masyarakat yang menerima unsur-unsur tersebut.
2.      Unsur-unsur kebudayaan yang sulit diterima oleh sesuatu masyarakat adalah misalnya:
a.      Unsur yang menyangkut sistem kepercayaan seperti ideology
b.      Unsur yang dipelajari pada taraf pertama proses sosialisasi.
3.      Pada umunya generasi muda di anggap sebagai individu-individu yang cepat menerima unur-unsur kebudayaan asing yang masuk melalui proses akulturasi.sebaliknya generasi tua, di anggap sebagai orang-orang kolot yang sukar menerima unsur baru.
4.      Suatu masyarakat yang terkena proses akulturasi,selalu ada kelompok-kelompok individu yang sukar sekali atau bahkab tak dapat menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi.
Berbagai faktor yang mempengaruhi diterima atau tidaknya suatu kebudayaan baru diantaranya :
1.      Terbatasnya masyarkat memiliki hungan atau kontak dengan kebudayaan dan dengan orang-orang yang berasal dari luar masyarakat tersebut.
2.      Jika pandangan hidup dan nilai-nilai yang dominan dalam suatu kebudayaan ditentukan oleh nilai-nilai agama maka penerimaan unsur baru itu mengalami hambatan dan harus disensor sulu oleh berbagai ukuran yang berlandaskan ajaran agama yang berlaku.
3.      Corak struktur sosial suatu masyarakat turut menentukan proses penerimaan kebudayaan baru.
4.      Suatu unsur kebudayaan diterima jika sebelumnya sudah ada unsur-unsur kebudayaan yang menjadi landasan-landasan bagi diterimanaya unsur kebudayaan yang baru tersebut.
5.      Apabila unsur yang baru itu meniliki skala kegiatan yang terbatas, dan dapat dengan mudah dibuktikan kegunaannya oleh warga masyarakat yang bersangkutan.
I.        Kaitan Manusia Dan Kebudayaan
Secara sederhana hungan antara manusia dan kebudayaan adalah : manusia sebagai perilaku kebudayaan, dan kebudayaan merupakan obyek yang di laksanakan manusia.
Dalam sosiologi manusia dan kebudayaan dinilai sebagai dwitunggal, maksudnya bahwa malaupun keduanya berbeda tetapi keduanya merupakan satu kesatuan. Dari sisi lain, hubungan antara manusia dan kebudayaan ini dapat di pandang setara dengan hubungan antara manusia dengan masyarakat di nyatakan sebagai dialektis, maksudnya saling terkait satu sama lain. Proses diakletis ini tercipta melalui tiga tahap yaitu :
1.      Eksternalisasi, yaitu proses dimana manusia mengekspresikan dirinya dengan membangun dunianya.
2.      Obyektivitas, yaitu proses di mana masyarakat menjadi realitas obyektif, yaitu suatu kenyataan yang terpisah dari manusia dan berhadapan dengan manusia.
3.      Internalisasi, yaitu proses dimana masyarakat disergap kembali oleh manusia.
Manusia dan kebudayaan, atu manusia dan masyarakat, oleh karena itu mempunyai hubungan erat satu sama lain.Analisa terhadap keberadaan keduanya harus menyertakan pembatasan masalah dan waktu agar penganalisaan dapat di lakukan dengan lebih cermat.

BAB III
KONSEPSI ILMU BUDAYA DASAR DALAM KESUSASTRAAN
A.      Pendekatan Kesusastraan
Hampit di setiap jaman seni termasuk sastra memegang peranan yang  penting dalam the humanities. Ini terjadi karena seni merupakan ekspresi nilai-nilai kemanusiaan, dan bukannya formulasi nilai-nilai kemanusiaan seperti yang terdapat dalam filsafat atu agama.
Karena seni adalah ekspresi yang sifatnya tidak normative, seni lebih mudah berkomunikasi, karena tidak normatif nilai-nilai yang di sampaikan lebih fleksibal baik isinya maupun cara penyampainnya.
Orientasi the Humanities adalah ilmu : Dengan mempelajari satu sebagai dari disiplin ilmu yang mencakup dalam the humanities, mahasiswa di harapkan dapat menjadi homo humanus yang lebih baik.
B.      Ilmu Budaya Dasar Yang Di Hubungkan Dengan Prosa
Istilah prosa banyak pandangannya. Kadang-kadang di sebut narrative fiction, prose fiction atu hanya fiction saja. Dalam bahasa Indonesia istilah tadi sering di terjemahkan menjadi cerita rekaan dan di definisikan sebagai bentuk cerita tau prosa kisahan yang mempunyai pemeran, lakuan, peristiwa dan alur yang si hasilkan oleh daya khayal atau imajinasi.
Dalam kesussatraan Indonesia kita mengenai jenis prosa lama dan prosa baru.
a.      Prosa lama meliputi
1.      Dongeng-dongeng
2.      Hikayat
3.      Sejarah
4.      Epos
5.      Cerita pelipur lara
b.      Prosa baru meliputi
1.      Cerits pendek
2.      Roman/novel
3.      Biografi
4.      Kisah
5.      Otobiografi
C.      Nilai-Nilai Dalam Prosa Fiksi
Sebagai seni yang bertulang punggung cerita, mau tidak mau karya sastra (prosa fiksi) langsung atau tidak langsung membawakan moral, pesan atau cerita Dengan perkataan lain prosa mempunyai nilai-nilai yang diperoleh pembawa lewat sastra. Adapun nilai-nilai yang di peroleh pembawa lewat sastra antara lain :
1.      Prosa fiksi memberikan kesenangan
Keistimewaan kesenangan yang di peroleh dari membaca fiksi adalah pembaca mendapatkan pengalaman, pembaca dapat mengembangkan imajinasinya untuk mengenal dareh atau tempat asing, pembaca juga dapat mengenal tokoh-tokoh asing.
2.      Prosa fiksi memberikan informasi
Fiksi memberikan sejenis informasi yang tidak terdapat di dalam ensiklopedia. Dalam novel sering kita dapat belajar sesuatu yang lebih daripada sejarah atau laporan jurnalistik tentang kehidupan masa kini, kehidupan masa lampau, bahkan juga kehidupan yang akan dating atau kehidupan yang asing sama sekali.
3.      Prosa fiksi memberikan warisan cultural
Prosa fiksi dapat menstimulasi imaginasi, dan merupakan sarana bagi pemindahan yang tak henti-hentinya dari warisan budaya bangsa. Salah satunya adalah novel Siti Nurbaya.
4.      Prosa memberikan keseimbangan wawasan
Lewat prosa fiksi seseorang dapat menilai kehidupan berdasarkan pengalaman-pengalaman dengan banyak individu. Fiksi juga memungkinkan lebih banyak kesempatan untuk memilih respon-respon emosional atau ransangan aksi yang mungkin sangat berbeda daripada apa yang di sajikan dalam kehidupan sendiri.
Berkenaan dengan moral , karya satra dapat di bagi menjadi dua : Karya sastra yang menyurakan aspirasi jamannya, dan karya satra yang menyuarakan gejolak jamananya, ada juga yang tentunya menyuarakan kedua-duanya.
Kedua macam sastra itu selalu menyampaikan masalah. Masalah ini di sampaikan dengan jalan menyajikan interaksi tokoh-tokohnya.Kita kenal Mahabrata dan Ramayana, Mahabrta menceritakan kepahlawanan orang-orang pandawa yang pemberani.
Pokok bhasan manusia dan cinta kasih dapat di hungkan denga cinta kasih antara Maria dan Yusuf dalam buku layar terkembang karya Sutan Takdir Alisyahbana.
D.     Ilmu Budaya Dasar Yang Dihubungkan Dengan Puisi
Pembahasan puisi dalam rangka pengjaran Ilmu Budaya Dasar tidak akan lepas di arahkan pada tradisi pendidikan dan pengajaran sastra dan apresiasinya yang murni. Puisi dapat di pakai sebagai media sekaligus sebagai sumber sesuai dengan tema-tema atau pokok bahasan yang terdapat di dalam Ilmu Budaya Dasar.
Puisi  termasuk satra, sedangkan sastra bagian dari kesenian, dan kesenian cabang/unsur dari kebudayaan.
Kepuitisan, keartistikan atau keestetikan bahasa puisi disebabkan oleh kreativitas penyair dalam membangun puisinya dengan menggunakan :
1.      Figura bahasa (figutrative language ) seperti gaya personifikasi, metafora, perbandingan, alegori sehingga puisi menjadi segar hidup, menarik dan memberi kejelasan gambaran angan.
2.      Kata-kata  yang ambiqiuitas yaitu kata-kata yang bermakna ganda banya tafsir
3.      Kata-kata berjiwa yaitu kata-kata yang sudah diberi suasana tertentu, berisi perasaan pengalaman jiwa penyair sehingga terasa hidup dan memukau.
4.      Kata-kata yang konotatif yaitu kata-kata yang sudah diberi tambahan nilai-nilai rasa dan asosiasi-asosiasi tertentu.
5.      Pengulangan yang berfungsi untuk mengintensifkan hal-hal yang di lukiskan,sehingga lebih menggugah hati.
Dibalik kata-katanya yang padat,ekonomis dan suakr di cerna maknanya itu,puisi berisi potret kehidupan manusia.
Adapun alasan-alasan yang melandasi penyajian puisi pada perkuliahan Ilmu Budaya Dasar adalah sebagi berikut :
1.      Hubungan puisi dengan pengalaman hidup manusia
Perekaman dan penyampaian pengalaman dalam sastra puisi disebut “pengalaman perwakilan”. Pendekatan terhadap pengalaman perwakilan itu dapat di lakukan dengan suatu kemampuan yang di sebut “imaginative entry” yaitu kemampuan menghubungkan pengalaman hidup sendiri dengan pengalaman yang di tuangkan penyair dalam puisinya.
2.      Puisi dan keinsyafan/kesadaran individual.
Dengan membaca puisi mahasiswa dapat di ajak untuk dapat menjenguk hati/penyair manusia, baik orang lain maupun diri sendiri.
3.      Puisi dan keinsyafan sosial
Secara imaginative puisi dapat menafsirkan situasi dasar manusia sosial yang bisa berupa :
-          Penderitaan atas ketidakadilan
-          Perjuangan untuk kekuasaan
-          Konflik dengan sesame
-          Pemberontakan terhadap hukum Tuhan
Cinta kasih itu kadang-kadang tidak berdiri sendiri,ia sering berpadu dengan nilai-nilai kemanusiaan yang lain seperti penderitaan (kesepian,kesedihan,keputusan,dll).
Puisi merupakan sesuatu yang hidup dalam metafisis, suatu impian yang berkribadian sehingga sukar dihayati isinya, Walaupun demikian bila puisi dibaca dengan baik setidaknya akan membantu pembaca dalam menafsirkannya.


BAB IV
MANUSIA DAN CINTA KASIH
A. Pengertian cinta kasih
Menurut Kamus Bahasa Indonesia W.J.S Poerwadarminta,
Cinta adalah rasa sangat suka atau rasa sayang ataupun rasa sangat kasih atau sangat tertarik hatinya.Sedangkan, Kasih artinya perasaan sayang atau cinta kepada atau menaruh belas kasihan.
Maka, pengertian cinta dan kasih hampir bersamaan, sehingga kata kasih memperkuat rasa cinta kepada sesorang. Dan, cinta kasih bisa juga diartikan sebagai perasaan suka atau sayang kepada seseorang dan juga disertai dengan menaruh belas kasih.
Menurut Dr. Sarlito W. Sarwono juga mengemukakan pendapat bahwa cinta juga memiliki 3 unsur yang manunjukkan segitiga cinta, yaitu :

·         Ketertarikan adalah adanya perasaan untuk hanya bersama dia, segala prioritas untuk dia, tidak mau pergi dengan orang lain kecuali dengan dia, ada uang sedikit beli hadiah untuk dia.
·         Keintiman adanya kebiasaan dan tingkah laku yang menunjukkan bahwa antara anda dengan dia sudah tidak ada jarak lagi panggilan formal seperti bapak, ibu saudara digantikan dengan sekedar memanggil nama atau sebutan sayang dan sebagainya.makan sepiring berdua.
·         Kemesraan adalah adanya rasa ingin membelai dan dibelai, rasa kangen rindu kalo jauh atau lama tak bertemu, adanya ungkapan ungkapan rasa sayang dan seterusnya.


Berdasarkan “Triangular Theory of Love” disebutkan beberapa bentuk-bentuk (wajah) cinta, yaitu :

1.    Menyukai (liking) atau pertemanan karib (friendship), yang cuma memiliki elemen intimacy. Dalam jenis ini, seseorang merasakan keterikatan, kehangatan, dan kedekatan dengan orang lain tanpa adanya perasaan gairah/nafsu yang menggebu atau komitmen jangka panjang.
 
2.    Tergila-gila (infatuation) atau pengidolaan (limerence), hanya memiliki elemen passion. Jenis ini disebut juga Infatuated Love, seringkali orang menggambarkannya sebagai “cinta pada pandangan pertama”. Tanpa adanya elemen intimacy dan commitment, cinta jenis ini mudah berlalu.

3.    Cinta hampa (empty love), dengan elemen tunggal commitment di dalamnya. Seringkali cinta yang kuat bisa berubah menjadi empty love, yang tertinggal hanyalah commitment tanpa adanya intimacy dan passion. Cinta jenis ini banyak dijumpai pada kultur masyarakat yang terbiasa dengan perjodohan atau pernikahan yang telah diatur (Era Siti Nurbaya dan Datuk Maringgih)

4.    Cinta romantis (romantic love). Cinta jenis ini memiliki ikatan emosi dan fisik yang kuat (intimacy) melalui dorongan passion.

5.    Cinta persahabatan sejati (companionate love). Didapatkan pada hubungan yang telah kehilangan passion tetapi masih memiliki perhatian dan intimacy yang dalam serta commitment. Bentuk cinta seperti ini biasanya terjadi antar sahabat yang berlawanan jenis.

6.    Cinta semu (fatuous love), bercirikan adanya masa pacaran dan pernikahan yang sangat bergelora dan meledak-ledak (digambarkan “seperti angin puyuh”), commitment terjadi terutama karena dilandasi oleh passion, tanpa adanya pengaruh intimacy sebagai penyeimbang.

7.    Cinta sempurna (consummate love), adalah bentuk yang paling lengkap dari cinta. Bentuk cinta ini merupakan jenis hubungan yang paling ideal, banyak orang berjuang untuk mendapatkan, tetapi hanya sedikit yang bisa memperolehnya. Sternberg mengingatkan bahwa memelihara dan mempertahankan cinta jenis ini jauh lebih sulit daripada ketika meraihnya. Sternberg menekankan pentingnya menerjemahkan elemen-elemen cinta ke dalam tindakan (action). “Tanpa ekspresi, bahkan cinta yang paling besar pun bisa mati” kata Sternberg.
Non Love, adalah suatu hubungan yang tidak terdapat satupun dari ketiga unsur tersebut. hanya ada interaksi namun tidak ada gairah, komitmen, ataupun rasa.

CINTA MENURUT AGAMA
Ada yang berpendapat bahwa etika cinta dapat dipahami dengan mudah tanpa dikaitkan dengan agama, tetapi dalam kenyataan hidup manusia masih mendambakan tegaknya cinta dalam kehidupan ini. Di satu pihak, cinta didengungkan lewat lagu dan organisasi perdamaian dunia, tetapi pihak lain dalam praktek kehidupan cinta sebagai dasar kehidupan jauh dari kenyataan. Atas dasar ini, agama memberikan ajaran cinta kepada manusia.
Dalam kehidupan manusia, cinta menampakkan diri dalam berbagai bentuk, kadang-kadang seseorang mencintai dirinya sendiri, kadang-kadang mencintai orang lain, atau juga istri dan anaknya, hartanya, atau Allah dan Rasul-Nya. Berbagai bentuk cinta ini biasa kita dapatkan dalam kitab suci Al-Qur’an.

Cinta diri
Cinta diri erat kaitannya dengan dorongan menjaga diri. Manusia senang untuk tetap hidup, mengembangkan potensi dirinya, dan mengaktualisasikan diri, ia mencintai segala sesuatu yang mendatangkan kebaikan pada dirinya. Sebaliknya ia membenci segala sesuatu yang menghalanginya untuk hidup hidup, berkembang dan mengaktualisasikan diri. Ia juga membenci segala sesuatu yang mendatangkan rasa sakit, penyakit dan mara bahaya. Al-Qur’an telah mengungkapkan cinta alamiah manusia terhadap dirinya sendiri, dan menghindari dari segala sesuatu yang membahayakan keselamatan dirinya, melauli ucapan Nabi Muhammad SAW, bahwa seandainya beliau mengetahui hal-hal gaib, tentu beliau akan memperbanyak hal-hal yang baik bagi dirinya dan menjauhkan dirinya dari segala keburukan.
Diantara gejala yang menunjukkan kecintaan manusia terhadap dirinya sendiri ialah kecintaannya yang sangat terhadap harta, yang dapat merealisasikan semua keinginannya dan memudahkan baginya segala sarana untuk mencapai kesenangan dan kemewahan hidup (QS, Al-Adiyat, 100:8).
Diantara gejala lain yang menunjukkan kecintaan  manusia pada dirinya sendiri ialah permohonannya uang terus menerus agar dikaruniai harta, kesehatanm dan berbagai kebaikan dan hidup lainnya. Dan apabila ia tertimpa bencana, keburukan, atau kemiskinan, ia merasa putus asa dan mengira ia akan bias meperoleh karunia lagi(QS, Fushilat, 41:49)
Namun hendaknya cinta manusia pada dirinya tidaklah terlalu berlebih-lebihan dan melewati batas. Sepatutnya cinta pada diri sendiri ini diimbangi dengan cinta pada orang lain dan cinta berbuat kebajikan kepada mereka.

Cinta kepada sesama manusia
Agar manusia dapat hidup dengan penuh keserasian dan keharmonisan dengan manusia lainnya, tidak boleh tidak ia harus membatasi cintanya pada diri sendiri dan egoismenya. Hendaknya ia menyeimbangkan cintanya itu dengan cinta dan kasih sayang pada orang-orang lain, bekerja sama dengan dan memberi bantuan kepada orang lain, oleh karena itu, Allah ketika memberi isyarat tentang kecintaan manusia pada dirinya sendiri, seperti yang tampak pada keluh kesahnya apabila ia tertimpa kesusahan dan usahanya yang terus-menerus untuk memperoleh kebaikan serta kebakhilannya dalam memberikan sebagian karunia yang diperolehnya.
Setelah itu Allah langsung memberi pujuan kepada orang-orang yang berusaha untuk tidak berlebih-lebihan dalam cintanya kepada diri sendiri dan melepaskan diri dari gejala-gejala itu adalah dengan melalui iman, menegakkan shalat, memberikan zakat, bersedekah kepada orang-orang miskin dan tak punya, dan menjauhi segala larangan Allah. Keimanan yang demikian ini akan bias menyeimbangkan antara cintanya kepada diri sendiri dan cintanya kepada orang lain, dan dengan demikian akan bias merealisasikan kebaikan individu dan masyarakat.

Cinta seksual
Cinta erat kaitannya dengan dorongan seksual. Sebab ialah yang bekerja dalam melestarikan kasih sayang, keserasian, dan kerjasama antara suami dan istri. Ia merupakan factor yang primer bagi kelangsungan hidup keluarga :
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi yang berpikir(QS, Ar-Rum, 30:21)
Dorongan seksual melakukan fungsi penting, yaitu melahirkan keturunan demi kelangsungan jenis. Lewat dorongan seksualah terbentuknya keluarga. Dari keluarga terbentuk masyarakat dan bangsa. Dengan demikian bumi pun menjadi ramai, bangsa-bangsa saling kenal mengenal, kebudayaan berkembang, dan ilmu pengetahuan dan industry menjadi maju. Islam mengakui dorongan seksual dan tidak mengingkarinya. Jelas dengan sendirinya ia mengakui pula cinta seksual yang mennyertai dorongan tersebut. Sebab ia merupakan emosi alamiah dalam diri manusia yang diingkari, tidak ditentang ataupun ditekannya, yang diserukan Islam hanyalah pengendalian dan penguasaan cinta ini lewat pemenuhan dorongan tersebut dengan cara yang sah, yaitu dengan perkawinan.

Cinta kebapakkan
Mengingat bahwa antara ayah dan anak-anaknya tidak terjalin oleh ikatan-ikatan fisiologis seperti yang menghubungkan si ibu dengan anak-anaknya, maka para ahli ilmu jiwa modern berpendapat bahwa dorongan kebapakan bukanlah dorongan fisiologis seperti halnya dorongan keibuan, melainkan dorongan psikis. Dorongan ini Nampak jelas dalam cinta bapak kepada anak-anaknya, karena mereka sumber kesenangan dan kegembiraan baginya, sumber kekuatan dan kebanggaan, dan merupakan factor penting bagi kelangsungan peran bapak dan kehidupan dan tetap terkenangnya dia setelah meninggal dunia. Ini terlihat kelas dalam do’a Nabi Zakaria As, yang memohon pada Allah semoga ia dikarunia seorang anak yang akan mewarisinya dan mewarisi keluarga Ya’qub :
“Ia berkata : Ya Tuhanku, sesungguhnya tulangku telah lemah dan kepalaku telah dipenuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalm berdo’a kepada Engkau, ya Tuhanku. Dan sesungguhnya aku khawatir terhadap mawaliku sepeninggalku, sedang istriku adalah seorang yang mandul, maka anugerahilah aku dari sisi Engkau seorang putera, yang akan mewarisi aku dan mewarisi keluarga Ya’qub; dan jadikanlah ia, ya Tuhanku, seseorang yang diridhai (QS, Maryam, 19:4-6)
Cinta kebapakkan dalam Al-Qur’an diisyratkan dalam kisah Nabi Nuh As. Betapa cintanya ia kepada anaknya, tampak jelas ketika ia memanggilnya dengan rasa penuh cinta, kasih sayang, dan belas kasihan untuk naik ke perahu agar tidak tenggelam ditelan ombak.

Cinta kepada Allah
Puncak cinta manusia, yang paling bening, jernih dan spiritual ialah cintanya kepada Allah dan kerinduaanya kepada-Nya. Tidak hanya dalam shalat, pujian, dan doanya saja, tetapi juga dalam semua tindakan dan tingkah lakunya. Semua tingkah laku dan tindakannya ditunjukkan kepada Allah, mengharapkan penerimaan dan ridha-Nya :
“Katakanlah : Jika kamu(benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. Allah Maha pengampun lagi Maha penyanyang” (QS, Ali Imran, 3:31)
Cinta yang ikhlas seorang manusia kepada Allah akan membuat cinta itu menjadi kekuatan pendorong yang mengarahkannya dalam kehidupannya dan menundukan semua bentuk kecintaan lainnya. Cinta ini pun juga akan membuatnya menjadi seorang yang cinta pada sesame manusia, hewan, semua mahluk Allah dan seluruh alam semesta. Sebab dalam pandagannya semua wujud yang ada di sekelilingnya mempunyai  manifestasi dari Tuhannya yang membangkitkan kerinduan-lerinduan spiritualnya dan harapan kalbunya.

Cinta kepada Rasul
Cinta kepada Rasul, yang diutus Allah sebagai rahma bagi seluruh alam semesta, menduduki peringkat ke dua setelah cinta kepada Allah. Ini karena Rasul merupakan ideal sempurna bagi manusia baik dalam tingkah laku, moral, maupun berbagai sifat luhur lainnya. Seorang mukmin yang benar-benar beriman dengan sepenuh hati akan mencintai Rasullah yang telah menanggung derita dakwah Islam, berjuang dengan penuh segala kesulitan sehingga Islam tersebar di seluruh penjuru dunia, dan membawa kemanusiaan dari kekelaman kesesaran menuju cahaya petunjuk.

 B.  KASIH SAYANG
Pengertian kasih sayang menurut kamus umum bahasa Indonesia karangan W.J.S.Porwadarminta adalah perasaan sayang, perasaan cinta atau perasaan suka kepada seseorang.
Dalam kehidupan berumah tangga kasih sayang merupakan kunci kebahagiaan. Kasih sayang  ini merupakan pertumbuhan dari cinta. Percintaan muda-mudi (pria-wanita) bila diakhiri dengan perkawinan, maka didalam rumah tangga keluarga muda itu bukan lagi bercinta-cintaan, tetapi sudah bersifat kasih mengasihi atau saling menumpahkan kasih sayang. Dalam kasih sayang sadar atau tidak sadar dari masing-masing pihak dituntut tanggung jawab, pengorbanan, kejujuran, saling percaya,  saling pengertian, saling terbuka, sehingga keduanya merupakan kesatuan yang  bulat dan utuh.
Bila salah satu unsur kasih sayang hilang, misalnya unsur tanggung jawab, maka retaklah keutuhan rumah tangga itu. Kasih sayang yang tidak disertai kejujuran, terancamlah kebahagian rumah tangga itu. Kasih sayang merupakan sesuatu paling mendasar, yang harus di terima oleh setiap manusia, kasih sayang bisa di sebut juga sabagai suatu hak yang harus kita terima, karena peran kasih sayang secara psikologi sangat berpengaruh terhadap tumbuh kembangnya seorang individu. Tentu seorang individu yang di didik dengan kasih sayang, bisa menjadi individu yang lebih baik di bandingkan mereka yang kekurangan kasih sayang, karena dewasa ini, banyak sekali orang yang berpandangan bahwa uang adalah segala-galanya sehingga banyak orang tua yang lebih mementingkan mencari uang untuk anak, dan menomor dua kan kasih sayang.

Sehingga tidak sedikit anak yang bertindak negative, melakukan hal negative yang biasa di sebut sebagai kenakalan remaja, umumnya hal itu terjadi di karenakan si anak merasa kurang di perhatikan oleh orang tuanya, dan dia melakukan hal-hal negative agar orang tuanya terganggu dan mulai memperhatikan anak tersebut. Tentu kurangnya kasih sayang harus di hindari oleh setiap orang tua, mulai memberikan kasih sayang yang lebih, dan menomor satukan kasih sayang. Tanpa kasih sayang seorang anak bisa berubah menjadi individu yang brutal, kurang perduli dengan lingkungan sekitar, dan bertindak sesuai dengan kemauan dirinya sendiri. Hal ini, terbtukti dari banyaknya penelitian, bahwa kenakalan remaja, paling banyak di karenakan factor didikan dan kurangnya kasih sayang dan perhatian dari orang tua tersebut.

Kasih sayang mengajarkan banyak hal terhadap manusia, kasih sayang memberikan kepekaan bagi kita semua, untuk berbagi kasih terhadap sesama, kasih sayang yang mampu merubah banyak individu yang umumnya perubahan terjadi kearah yang lebih baik. Baik itu terhadap sahabat, orang yang kita cintai, atau siapa pun yang kita lihat, karena begitu banyak orang di dunia ini yang membutuhkan kasih sayang dari orang lain, tidak semua orang beruntung memiliki orang tua, memiliki orang-orang yang di kasihinya, karena begitu banyak anak yang lahir tanpa kasih sayang orang tua, begitu banyak anak yang kelahirannya bahkan tidak di inginkan oleh orang tuanya, sehingga patutlah kita memberikan kasih sayang lebih terhadap anak-anak yatim piatu, dan kita harus bersyukur karena kita jauh lebih beruntung dari pada mereka. Bahkan keutamaan mengasihi anak yatim sangat di tekankan oleh rasulullah SAW.

Oleh karena itu rasa kasih sayang harus di tanamkan kepada siapa pun, tanpa mengenal siapa dia, dari mana asal usulnya. Dan kita utamakan mereka yang jauh lebih membutuhkan, semampu kita untuk mengasihi mereka.


BAB V
MANUSIA DAN KEINDAHAN
A.    KEINDAHAN
Kata keindahan berasal dari kata indah artinya bagus,permai,cantik,elok,molek dan sebagainya.Benda yang mempunyai sifat indah ialah segala jenis seni,pemandangan alam,manusia,rumah,tatanan,perabot rumah tangga,suara,warna,dan sebagainya.
Keindahan adalah identik dengan kebenaran.keindahan kebenaran dan keberadaan adalah keindahan.keduanya mempunyai nilai yang sama yaitu abadi dan mempunyai daya tarik yang selalu berubah.
Keindahan juga bersifat universal artinya tidak terlihat oleh selera perseorangan,waktu dan tempat selera mode,kedaerahan atau lokal.
    Apakah keindahan itu ?
     Sebenarnya sulit bagi kita untuk menyatakan apakah keindahan itu.Keindahan itu suatu konsep abstrak yang tidak dapat di nikmati karena tidak jelas.Kindahan itu baru jelas jika telah dihubungkan dengan suatu yang berwujud atau suatu karya.
Menurut The Liang Gie dalam bukunya “Garis besar estetika”Menurut asal katanya dalam bahasa inggris keindahan itu di terjemahkan dengan kata “beautiful” dalam bahasa perancis “beau” sedang italia dan spanyol “bello” berasal dari kata latin “bellum” Akar katanya adalah “bonum” yang berarti kebaikan, kemudian mempunyai bentuk pengecilan menjadi “bonellum” dan terakhir di perpendek sehongga di tulis “bellum”.
            Di samping itu terdapat pula perbedaan menurut luasnya pengertian, yakni :
a)      Keindahan dalam arti yang luas
b)      Keindahan dalam arti estetis murni
c)      Keindahan dalam arti terbatas dalam hubungannya dengan penglihatan
Jadi pengertian keindahan yang seluas-luasnya meliputi :
·         Keindahan  seni
·         Keindahan alam
·         Keindahan moral
·         Keindahan intelektual

                      NILAI ESTETIK
   Dalam rangka teori umum tentang nilai The Liang gie menjelaskan bahwa pengertian keindahan di anggap sebagi salah satu jenis nilai seperti halnya nilai moral,nilai ekonomik,nilai pendidikan dan sebagainya.
Apakah nilai estetik itu ? dalam bidang filsafat, istilah nilai seringkali di pakai suatu kata benda abstrak yang berarti keberhagaan (worth) atau kebaikan (goodness).
            Tentang nilai itu ada yang membedakan antara nilai subyektif dan nilai obyektif atau ada yang nilai perseorangan dan nilai kemasyarakatan, Tetapi penggolongan yang penting adalah niali ekstrinsik dan niali intrinsik.
Nilai ekstrensik adalah sifat baik dari suatu benda sebagai alat atau sarana untuk sesuatu hal lainnya (instrumental/contributory value) yakni nilai yang bersifat sebagai alat atau membantu. Nilai intrinsik adalah  sifat baik dari benda yang bersangkutan, atau sebagau suatu tujuan, ataupun demi kepentingan benda itu sendiri.
Contoh : puisi dan tari.


     KONTEMPLASI DAN EKSTANSI
     Keindahan yang di dasarkan pada selera seni didukung oleh faktor kontemplasi dan ekstansi. Kontemplasi adalah dasar dalam diri manusia untuk menciptakan sesuatu yang indah. Ekstansi adalah dasar dalam diri manusia untuk menyatakan, merasakan, dan menikmati sesuatu yang indah.
  Apabila kontempasi dan ekstensi itu di hubungkan dengan kreatifitas maka kontemplasi itu faktor pendorong untuk menciptakan keindahan, sedangkan ekstansi itu merupakan faktor pendorong untuk merasakan menikmati keindahan.

              APA SEBAB MANUSIA MENCIPTAKAN KEINDAHAN ?
    Keindahan itu pada dasarnya alamiyah.Alam ciptaan tuhan inin berarti bahwa keindahan itu ciptaan Tuhan.
   Pengungkapan keindahan dalam karya seni didasari oleh motivasi tertentu dan dengan tujuan tertentu pula. Berikut ini akan di coba menguraikan alas an/motivasi dan tujuan seniman menciptakan keindahan :
1.      Tata nilai yang telah using
Tata nilai yang terjelma dalam adat istiadat ada yang sudah tidak sesuai lagi dengan keadaan,sehingga di rasakan sebagai hambatan yang merugikan dan mengorbankan nilai-nilai kemanusiaan.
2.      Kemerosotan Zaman
Keadaan yang merendahkan derajad dan nilai kemanusiaan di tandai dengan kemerosotan moral. Kemerosotan moral dapat diketahui dari tingkah laku dan perbuatan manusia yang bejad terutama dari segi kebutuhan seksual.
3.      Penderitaan manusia
   Banyak faktor yang membuat manusia menderita. Tetapi yang paling menentukan ialah faktor manusia itu sendiri.Manusialah yang membuat orang menderita sebagai akibat nafsu ingin berkuasa,serakah,tidak berhati-hati dan sebagainya.
4.      Keagungan Tuhan
   Keagungan Tuhan dapat dibuktikan melalui keindahan alam dan keteraturan alam semesta serta kejadia-kejadian alam.Keindahan alam merupakan keindahan mutlak ciptaan Tuhan, manusia hanya dapat meniru saja keindahan ciptaan Tuhan itu.

                         KEINDAHAN MENURUT PANDANGAN ROMANTIK
      Dalam buku AN Essay on Man (1945) Erns Cassirer mengatakan bahwa arti keindahan tidak bisa pernah selesai di perdebatkan. Meskipun demikian, kita dapat menggunakan kata-kata penyair romantic john keats (1795-1821) sebagai pegangan dalam Endymion dia berkata :
            A thing of beuty is a joy forever
            Its loveliness isereases it will never pass into nothingness
Dia mengatakan bahwa sesuatu yang indah adalah keriangan selama-lamanya, kemolekan bertambah, dan tidk pernah berlalu ketiadaan.
            Mengenai keindahan Coleridge mengutip Shaespeare (1564-1616) dalam karyanya midsummer nigh : Thing base and vile holding no quality/ love can transpose to from and dignity “ yaitu sesuatu yang rendah dan tidak mempunyai nilai, dapat berubah dan menjadi berarti.



B.     RENUNGAN
 Renungan berasal dari kata renung :artinya diam-diam memikirkan sesuatu, atau memikirkan sesuatu dengan dalam-dalam, Renungan adalah hasil merenung dalam merenung untuk menciptakan seni ada beberapa teori Teori-teori itu ialah : teeori pengungkapan,teori metafisik dan teori psikologi.
   TEORI PENGUNGKAPAN
   Dalil dari teori ialah bahwa “Art is an expression of human felling” (seni adalah suatu pengungkapan dari perasaan manusia) Teori ini terutama bertalian dengan apa yang di alami oleh seorang seniman ketika menciptakan suatu karya seni.
Seorang tokoh lainnya dari teori pengungkapan adalah Leo Tolstoi dia menegaskan bahwa kegiatan seni adalah memunculkan dalam diri sendiri suatu perasaan yang seseorang telah mengalaminya dan setelah memunculkan itu kemudian dengan perantaraan pelbagai gerak,garis,warna,suara dan bentuk yang di ungkapkan dalam kata-kata memindahkan perasaan itu sehingga orang-orang mengalami perasaan yang sama.
 
         TEORI METAFISIK
     Teori seni yang bercorak metafisis merupakan saah satu teori yang tertua, yakni berasal dari Ploto yang karya-karya tulisannya untuk sebagai membahas estetik filsafati,konsepsi keindahan dan teori seni.
   Dalam jaman modern suatu teori seni lainnya yang juga bercorak metafisis di kemukakan oleh filsuf Athur Schopenhauer (1788-1860). Menurut beliau seni dalah suatu bentuk dari pemahaman terhadap realita, dan realita yang sejati adalah suatu keinginan (will) yang sementara.
    Seniman besar adalah seseorang yang mampu dengan perenungannya itu menembus segi-segi praktis dari benda-benda di sekelilingnya dan sampai pada maknanya yang dalam, yakni memahami ide-ide dibaliknya.

     TEORI PSIKOLOGIS
     Teori-teori metafisis dari para filsuf yang bergerak di atas taraf manusiawi dengan konsepsi-konsepsi tentang ide tertinggi atau kehendak semesta umumnya tidak memuaskan, karena terlampau ebstrak dan spekulatif.
   Suatu teori lain tentang sumber seni dalah teori permainan yang di kembangkan oleh Freedrik Schiller (1757-1805) dan Herbert Spencer (1820-1903) Menurut Schiller asal mula seni adalah dorongan batin untuk bermain-main (play impulse) yang ada dalam diri seseorang.
   Sebuah teori lagi dapat di masukan dalam teori psikologis ialah teori penandaan (signification Theory) yang memandang seni sebagai suatu lambing atau tanda dari perasaan manusia.

C.    KESERASIAN
Keserasian berasal dari kata serasi dan dari kata dasar rasi, artinya cocok,kena benar,dan sesuai benar. Kata cocok, kena dan sesuai itu mendukung unsur perpaduan,pertentangan,ukuran dan seimbang.
Karena itu  dalam keindahan ini,sebagian ahli pikir menjelaskan,bahwa keindahan pada dasarnya dalah sejumlah kualitas/pokok tertentu yang terdapat pada sesuatu hal.
kualitas yang paling sering di sebut adalah kesatuan (unity), keselarasan (harmony), kesetangkupan (symmetry), keseimbangan (balace), dan keterbalikan (contrast).
    Filsuf inggris Herbert Read merumuskan definisi, bahwa keindahan adalah kesatuan dan hubungan-hubungan bentuk yang terdapat di antara-antara pencerapan-pencerapan inderawi kita (beauty is unity of formal relations among our sence-perception).
      TEORI OBYEKTIF DAN TEORI SUBYEKTIF
       The Liang Gie dalam bukunya garis besar estetika menjelaskan bahwa dalam mencipta seni ada dua teori yakni teori obyektif dan teori subyektif.
Salah satu persoalan pokok dari teori keindahan adalah mengenai sifat dasar dari keindahan.Apakah keindahan merupakan sesuatu yang ada pada benda indah atau hanya terdapat dalam pikiran orang yang mengamati benda tersebut.
            Teori obyektif berpendapat bahwa keindahan atau cirri-ciri yang mencipta nilai estetik adalah sifat (kualita) yang memang telah melekat pada bentik indah yang bersangkutan terlepas dari orang yang mengamatinya.
            Teori subyektif menyatakan cirri-ciri  yang menciptakan keindahan suatu benda itu tidak ada, yang ada hanya perasaan dalam diri seseorang yang mengamati sesuatu benda.

TEORI PERIMBANGAN
    Teori obyektif memandang keindahan sebagai suatu kwalita dari benda-benda. Kwalita bagaimana yang menyebabkan sesuatu disebut indah telah di jawab oleh bangsa Yunani Kuno dengan teori perimbangan yang bertahan sejak abad 5 sebelum masehi sampai abad 17 di Eropa sebagai contoh bangunan arsitektur Yunani Kuno yang berupa banyak tiang besar.
     Bangsa Yunani menemukan bahwa hubungan-hubungan matematik yang cermat sebagaimana terdapat dalam ilmu ukur dan berbagai pengukuran proporsi ternyata dapat di wujudkan dalam benda-benda bersusun yang indah.
   Teori pertimbangan berlaku dari abad ke-5 sebelum masehi sampai abad ke 17 masehi selama 22 abad. Teori tersebut runtuh karena desakan dari filsafat empirisme dan lairan-aliran termasuk dalam seni bagi mereka keindahan hanyalah kesan yang subyektif sifatnya.


BAB VI
MANUSIA DAN PENDERITAAN
A.    PENGERTIAN PENDERITAAN
Penderitaan berasal dari kara derita , kata derita berasal dari bahasa sansekerta dhra artinya menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan penderitaan itu dapat lahir atau batin atau lahir batin.
Baik dalam Al-quran maupun kitab suci agama lain banyak surat dan ayat yang menguraikan tentang penderitaan yang di alami oleh manusia atau berisi peringatan bagi manusia akan adanya penderitaan. Tetapi umumnya manusia kurang memperhatikan peringatan tersebut,sehingga manusia mengalami penderitaan.

B.     SIKSAAN
Siksaan dapat di artikan sebagai siksaan badan atau jasmani, dan dapat juga berupa siksaan jiwa atau rohani. Akibat sisksaan yang di alami seseorang, timbulah penderitaan. Di dalam kitab suci diterangkan jenis dan ancaman siksaan yang di alami manusia di akhirat nanti, yaitu siksaan bagi orang-orang musyrik,syirik,dengki,manfitnah,mencuri,makan harta nak yatim dan sebagainya.


     Siksaan yang sifatnya psikis misalnya kebimbangan,kesepian dan ketakutan.
          Kebimbangan di alami oleh seseorang bila ia pada suatu saat tidak dapat menentukan     
pilihan mana yang akan di ambil.
            Kesepian di alami seseorang merupakan rasa sepi dalam dirinya sendiri atau jiwanya walaupun ia dalam lingkungan orang ramai.
            Ketakutan merupakan bentuk lain yang dapat menyebabkan seseorang mengalami siksaan batin.Banyak sebab yang menjadikan seseorang merasa ketakutan antara lain :
a.       Claustrophobia dan Agoraphobia
Claustrophobia adalah rasa takut terhadap ruangan tertutup, Agoraphobia adalah ketakutan yang di sebabkan seseorang berada di tempat terbuka.
b.      Gamang merupakan ketakutan bila seseorang di tempat yang tinggi, Hal ini di sebabkan karena ia takut akibat berada pada tempat yang tinggi.
c.       Kegelapan merupakan suatu ketakutan sesseorang bila ia berada di tempat yang gelap.
d.      Kesakitan merupakan ketakutan yang di sebabkan oleh rasa sakit yang di alami.
e.       Kegagalan merupakan ketakutan dari seseorang di sebabkan karena merasa bahwa apa yang akan di jalankan mengalami kegagalan.

APA YANG MEMBUAR SESEORANG MENJADI PHOBIA ?
Ahli medis mempunyai pendapat yang berbeda-beda dan banyak penderita yang mempunyai  teori tentang asal mula dari ketakutan mereka. Kebanyakan phobia di mulai dengan suatu schock emosional atau suatu tekanan pada waktu tertentu.
     Ahli-ahli ilmu jiwa cenderung berpendapat bahwa phobia adalah suatu gejala dari suatu problema psikologis yang dalam, yang harus di temukan,dihadapi, dan ditaklukan sebelum phobianya akan hilang.


C.    KEKALUTAN MENTAL
Penderitaan batin dalam ilmu psikologi di kenal sebagai kekalutan mental. SEcara lebih sederhana kekalutan mental dapat di rumuskan sebagai gangguan kejiwaan akibat ketidakmampuan seseorang menghadapi persoalan yang harus diatasi sehingga yang bersangkutan bertingkah secara kurang wajar.
            Gejala-grlaja permulaan bagi seseorang yang menglami kekalutan mental adalah :
a.      Nampak pada jiwa yang sering merasakan pusing,sesak nafas,demam,nyeri pada lambung
b.      Nampak pada kejiwaannya dengan rasa cemas ketakutan,patah hati,apatis,cemburu,mudah marah.
Tahap-tahap gangguan kejiwaan adalah :
a.       Gangguan kejiwaan Nampak dalam gejala-gejal kehidupan si penderita baik jasmani maupun rohani
b.      Usaha mempertahankan diri dengan cara negative, yaitu mundur atau lari.
c.       Kekalutan yang merupakan titik patah  (mental breakdown) dan yang bersangkutan mengalami gangguan.
Sebab-sebab timbulnya  kekalutan mental, dapat banyak disebutkan antara lain sebagai berikut :
a.       Kepribadian yang lemah akibat kondisi jasmani atau mental yang kurang sempurna
b.      Terjadinya konflik sosial budaya akibat norma berbeda antara yang bersangkutan dengan apa yang ada dalam masyarakat.
c.       Cara pematngan batin yang salah dengan memberikan reaksi yang berlebihan terhadap kehidupan sosial.
Proses-proses kekalutan mental yang di alami oleh seseorang mendorong ke arah :
a.       Positif : trauma (luka jiwa) yang di lami di jawab secara baik sebagai usaha agar tetap survive dalam hidup.
b.      Negatife : trauma yang di lami di perlarutkan atau di perturutkan,sehingga yang bersangkutan mengalami frustasi. Bentuk frustasi antara lain :

1.      Agresif  berupa yang meluap-luap akibat emosi yang tidak terkendali dan dapan membahayakan orang lain.
2.      Regresif adalah kembali pada pola reaksi yang primitive atau ke kanak-kanakan (infatil).
3.      Fiksasi adalah peletakan atau pembatasan pada satu pola yang sama (tetap).
4.      Proyeksi merupakan usaha melemparkan atau memproyeksikan kelemahan dan sikap-sikap sendiri yang negative pada orang lain.
5.      Identifikasi adalah menyamakan diri dengan seseorang yang sukses dalam imaginasinya
6.      Narsisme adalah self love yang berlebihan,sehingga yang bersangkutan merasa dirinya lebih superior daripada orang lain.
7.      Autism adalah gejala menutup diri secara total dari dunia rill.
Penderita kekalutan mental banyak terdapat dalam lingkungan seperti :
1.      Kota-kota besar yang banyak memberi tantangan-tantangna hidup yang berat.
2.      Anak-anak muda usia yang tidak berhasil dalam mencapai apa yang di kehendaki atau di idam-idamkan.
3.      Wanita pada umumnya lebih mudah merasakan suatu masalah yang di bawanya kedalam hati atau perasaannya.
4.      Orang yang tidak beragama tidak memiliki keyakinan bahwa di atas dirinya ada kekuasaan yang lebih tinggi.
5.      Orang yang terlalu mengejar materi seperti pedagang dan pengusaha memiliki sifat ngoyo dalam memperoleh tujuan kegiatannya.

D.    PENDERITAAN DAN PERJUANGAN
Setiap manusia pasti mengalami penderitaan,baik berat ataupun ringan, penderitaan adalah bagian kehidupan manusia yang bersifat kodrati.
Penderitaan dikatakan sebagai kodrat manusia, artinya sudah menjadi konsekwensi manusia hidup, bahwa manusia hidup ditakdirkan buak hanya untuk bahagia melainkan juga menderita, karena itu manusia hidup tidak boleh pesimis.

E.     PENDERITAAN, MEDIA MASA DAN SENIMAN
Dalam modern sekarang ini kemungkinan terjadi penderitaan itu lebih besar hal ini telah di buktikan oleh kamajuan teknologi dan sebagainya menyejahterakan manusia dan sebagian lainya membuat manusia menderita.
Beberapaa sebab lainnya yang menimbulkan penderitaan manusia ialah kecelakaan,bencana lam,bencana perang dan lain-lain.
Media masa merupakan alat yang paling teapat untuk mengkomunikasikan peristiwa-paeristiwa penderoitaam manusia secara cepat kepada masyarakat.Dengan demikian  masyarakat dapat segera menilai untuk menentukan sikap antara sesame manusia terutama bagi yang merasa simpati.


F.     PENDERITAAN DAN SEBAB-SEBABNYA
Apabila kita kelompokan secara sederhana berdasarkan sebab-sebab timbulah penderitaan, maka penderitaan manusia dapat di perinci sebagai berikut :
A.    Penderitaan yang timbul karena perbuatan buruk manusia
Penderitaan yang menimpa manusia karena perbuatan buruk manusia dapat terjadi dalam hubungan sesame manusia dan hubungan manusia dengan alam sekitar.Penderitaan ini kadang di sebut nasi buruk.Nasib buruk ini dapat diperbaiki manusia supaya menjadi baik.
Karena perbuatan buruk anatara sesama manusia maka manusia lain menjadi menderita,misalnya :
1)      Pembantu rumah tangga yang di perkosa,di sekap,disiksa oleh majikannya.
2)      Perbuatan buruk orang tua Aric Hangara yang menganiyaya anak kandungnya sendiri sampai mengakibatkan kematian
B.     Penderitaan yang timbul karena penyakit,siksaan / azab Tuhan
Beberapa kasus penderitaan dapat diungkapkan berikut ini :
1)      Seorang anak lelaki buta sejak dilahirkan dengan tabah di asuh oelh orang tuanya.
2)      Nabi ayub mengalami siksaan Tuhan, Tetapi dengan sabar ia meerima cobaan ini.
3)      Tenggelamnya Fir’aun di laut Merah seperti disebutkan dalam AL’QURAN adalah azab yang di jatuhkan kepada orang yang angkuh dan sombong.

G.    PENGARUH PENDERITAAN
Orang yang mengalami penderitaan mungkin akan memperoleh pengaruh bermacam-macam dan sikap dalam dirinya, sikap yang timbul dapat berupa sikap positif ataupun sikap negative.
Sikap positif yaitu sikap optimis mengatasi penderitaan hidup, bahwa hidup bukan rangkaian penderitaan, melainkan perjuangan membebaskan diri dari penderitaan dan penderitaan itu adalah hanya bagian dari kehidupan.

BAB VII
MANUSIA DAN KEADILAN
A.    PENGERTIAN KEADILAN
Keadilan menurut Aristoteles adalah kelakyakan dalam tidakan manusia. Kelakyakan diartikan sebagai titik tengah diantara kedua ujung ekstrem yang terlalu banyak dan terlalu sedikit. Kedua ujung ekstrem itu menyangkut dua orang atau benda.
Menurut  Socrates,keadilan tercipta bilamana warga Negara sudah merasakan bahwa pihak pemerintah sudah melaksanakan tugasnya yang baik.
Menurut pendapat yang lebih umum dikatakan bahwa keadilan itu dalah pengakuan dan perlakuan yang seimbang antara hak dan kewajiban.keadilan adalah keadaan bila setiap orang memperoleh apa yang menjadi haknya dan setiap orang memperoleh bagian yang sama dari kekayaan bersama.

B.     KEADILAN SOSIAL
Berbicara tentang keadilan, anda  tentu ingan akan dasar Negara kita pancasila sila kelima pancasila berbunyi “keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”
Panitia ad-hoc majelis permusyawaratan rakyat sementara 1966 memberikan perumusan sebagai berikut :
“sila keadilan sosial mengandung prinsip bahwa setiap orang di Indonesia akan mendapat perlakuan yang adil dalam bidang hukum,politik,ekonomi dan kebudayaan”.
Selanjutnya untuk mewujudkan keadilan sosial itu, diperinci perbuatan dan sikap yang perlu dipupuk, yakni :
1)      Perbuatan luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.
2)      Sikap adil terhadap sesame, menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban serta menghormati hak-hak orang lain.
3)      Sikap suka memberi pertolongan kepada orang yang memerlukan
4)      Sikap suka bekerja keras
5)      Sikap menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat untuk mencapai kemajuan dan kesejahteraan bersama.
Keadilan dan tidak adilan tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia karena dalam hidupnya manusia menghadapu keadilan/ ketidak adilan setiap hari.Oleh karena itu keadilan dan ketidak adilan, menimbulkan daya kreativitas manusia. Banyak hasil seni lahir dari imajinasi ketidak adilan,seperti drama,puisi,novel,music, dan lain-lain.

C.    BERBAGAI  MACAM KEADILAN
A.    Keadilan Legal atu Keadilan Moral
Plato berpendapat bahwa keadilan dan hukum merupakan substansi rohani umum dari masayarakat yang membuat dan menjaga kesatuanya.Dalam suatu masyarakat yang adil setipa orang menjalankan pekerjaan yang menurut sifat dasarnya paling cocok baginya (Tha man behind the gun). Pendapat plato itu di sebut keadilan moral.sedangkan sunoto menyebutkan keadilan legal.
            Fungsi penguasa ilaha membagi-bagikan fungsi-fungsi dalam Negara kepaada masing-masing orang sesuai dengan keserasian itu.


B.     Keadilan distributif
Aristoteles berpendapat bahwa keadilan akan terlaksana bilamana hal-hal yang sama dipertaruhkan secara sama dan hal-hal yang tidak sama (justice is done when equals are treated equally).

C.    Keadilan komulatif
     Keadilan ini bertujuan memelihara ketertiban masyarakat dan kesejahteraan umum.Bagi aristoteles pengertian keadilan itu merupakan asas pertalian dan ketertiban dalam masyarakat.Semua tindakan yang bercorak ujung ekstrem menjadikan ketidakadilan dan akan merusak atau bahkan menghancurkan pertalian dalam masyarakat.

D.    KEJUJURAN
 Kejujuran atau jujur artinya apa yang dikatakan seseorang sesuai dengan hati nuraninya apa yang di katakana sesuai dengan kenyataan yang ada.sedang kenyataan yang ada itu adalah kenyataan yang benar-benar ada.Jujur juga berarti seseorang bersih hatinya dari perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh agama dan hukum.
Orang bodoh yang berarti jujur adalah lebih baik daripada orang pandai yang lancing.Pada hakekatnya jujur atau kejujuran di landasi oleh kesadaran moral yang tinggi kesadaran pengakuan akan adanya sama hak dan kewajiban,serta rasa takut terhadapa kesalahan atau dosa.
Adapun kesadaran moral adalah kesadaran tentang diri kita sendiri karena kita melihat diri kita sendiri berhadapan dengan hal baik buruk.. Berbagai hal yang menyebabkan orang berbuat tidak jujur, mungkin karena tidak rela, mungkin karena pengaruh lingkungan,karena pengaruh lingkungan,karena sosial ekonomi,terpaksa ingin popular,karena sopan santun dan untuk mendidik.

E.     KECURANGAN
Kecurangan atau curang identik dengan ketidakjujuran atau tidak jujur, dan sama pila dengan licik, meskipun tidak serupa.Sudah tentu kecurangan sebagai lawan jujur.Curang atau kecurangan artinya apa yang diinginkan tidak sesuai dengan hati nuraninya.Bermacam-macam sebab orang melakukan kecurangan Di tinjau dari hubungan manusia dengan alam sekitar,ada empat aspek ekonomi,aspek kebudayaan,aspek peradapan,dan aspek teknik.Apabila ke empat aspek itu tersebut dilaksankan secara wajar,maka segalanya akan berjalan sesuai dengan norma-norma moral atau norma hukum.

F.     PEMULIHAN NAMA BAIK
Nama baik merupakan tujuan utama orang hidup.Nama baik adalah nama yang tidak tercala,Setiap orang menjaga dengan hati-hati agar namanya tetap baik.Lebih-lebih jika ia menjadi teladan bagai orang/tetangga disekitarnya adalah suatu kembanggaan batin yang tak ternilai  harganya.
Penjagaan nama baik erat hubungannya dengan tingkah laku atau perbuatan .Atau boleh di katakana nama baik atau tidak baik itu adalah tingkah laku atau perbuatannya.
Tingkah laku atau  perbuatan yang baik dengan nama baik itu pada hakekatnya sesuai dengan kodrat manusia,yaitu :
a)      Manusia menurut sifat dasaranya adalah mutlak makhluk moral.
b)      Ada aturan-aturan yang berdiri sendiri yang dipaatuhi untuk mewujudkan dirinya sendiri sebagai pelaku moral tersebut.
Pada hakekatnya ,pemulihan nama baik adalah kesadarn manusia akan segala kesalahannya: bahwa apa yang diperbuatnya tidak sesuai dengan ukuran moral atau tidak sesuai dengan ahlak.

G.    PEMBALASAN
Pembalasan ialah suatu reaksi atas perbuatan orang lain.reaksi itu dapat berupa perbuatan serupa yang seimbang,tingkah laku yang serupa,tingkah laku yang seimbang.Pemnalasan di sebabkan oleh adanya pergaulan. Pergaulan yang bersahabat mendapatkan balasan yang bersahabat, Sebaliknya pergaulan yang penuh kecurigaan menimbulkan balasan yang tidak bersahabat pula.

Pada dasarnya,manusia adalah moral dan mahluk sosial.dalam bergaul manusia harus mematuhi norma-norma untuk mewujudkan moral itu



Referensi :


http://fahsya-diary.blogspot.co.id/2013/10/tugas-softskill-ke-1-ilmu-budaya-dasar_183.html
http://octaviaberliana.blogspot.co.id/2013/10/tugas-ilmu-budaya-dasar-manusia-dan.html
http://elearning.gunadarma.ac.id/ 


Komentar

Postingan Populer